
Selama proses konseling pasangan ini berdiskusi banyak hal, salah satunya adalah IMS (infeksi menular seksual ). Saat konseling personal, salah satunya mengeluhkan, bahwa penisnya mengeluarkan cairan, berwarna kekuningan. Jumlahnya tidak terlalu banyak, hanya terkadang membuat bercak kuning di celana dalam. Kadang kencing terasa panas, dan hal ini membuatnya tidak nyaman.

Remaja yang satunya, juga mengeluhkan sesuatu yang terjadi didaerah duburnya. Disekitar lubang dubur ada banyak benjolan dan terasa sakit bahkan sering terasa panas. Keadaan itu sangatlah tidak nyaman. Sudah lebih dari satu bulan keluhan tersebut muncul. Akan tetapi karena malu dan tidak tahu pada siapa, orang yang bisa dipercaya untuk mendengarkan hal yang sangat peribadi tersebut.

Setelah penjelasan panjang , dua remaja ini akhirnya, dibuatkan surat rujukan untuk mendapatkan tindak lanjut, terkait keluhan IMS nya.
Hal menarik yang bisa menjadi pembelajaran.
Sebuah indikasi kuat bahwa membicarakan hal hal terkait seksualitas , masih dipandang tabu didalam masyarakat ini. Apalagi saat orientasi seks itu berbeda. Telah terbit Pedoman panduan gangguan kejiwaan ( panduan bagi para psikolog ) yang menyebutkan tentang keberagaman orientasi seks , dan menyebutkan bahwa hal tersebut bukanlah penyakit ataupun penyimpangan . Akan tetapi homoseks masih saja terstigma sebagai perlilaku yang menyimpang dalam cara pandang dan tatanan sosial masyarakat kita. Hal inilah yang kemudian menjauhkan komunitas ini sulit untuk mendapatkan informasi, dan cenderung tertutup.
Apa yang disampaikan di atas tentang layanan konseling, mencerminkan bahwa layanan konseling kita belumlah optimal sesuai dengan pedoman konseling VCT yang berlaku. Lemahnya monitoring dalam menjaga quality kontrol setiap layanan VCT yang ada. Cara pandang pemerintah yang selalu menganggap bahwa petugas yang telah mendapatkan pelatihan sebagi konselor pastilah telah mumpuni, dan ternyata hal tersebut tidaklah tepat.

Bagaimana gejala kencing nanah/GO ( gonorhorea ) dipahami sebagai kelelahan tubuh semata? siapa yang memberikan penjelasan ini? suami!!
Tekanan sosial yang luar biasa dari tatanan masyarakat, seperti dipaparkan di atas terkait orientasi homoseks. Akan memberikan dampak ketertutupan bagi komunitas ini. Komunitas ini akan di paksa oleh sistem sosialnya untuk menikah dengan lawan jenisnya.Dan pada akhirnya permasalahan identitas tersebut akan memberikan dampak lagi bagi perempuan, sekaligus ketidak nyamanan komunitas ini sendiri.
Kebisuan ini ternyata berdampak lebih besar.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar