Subscribe

Jumat, Februari 27, 2009

Orientasi Seks Terinjak Bisu

Dua hari yang lalu, sepasang remaja cowok mendatangi klinik. Usia 19 tahun dan 20 tahun. Mereka adalah pasangan gay, yang berkeinginan melakukan test HIV. Dorongan tersebut muncul setelah mendengar informasi dari teman komunitas yang pernah melakukan test di PKBI. Lebih dari satu setengah jam, konseling diberikan untuk membongkar stigma dalam diri pasangan tersebut. Bahkan salah satu dari mereka, pernah dua kali melakukan test di sebuah layanan VCT selain PKBI. Menurut penuturannya, layanannya sangat berbeda, baik dari segi layanan maupun konseling yang dilakukan.

Selama proses konseling pasangan ini berdiskusi banyak hal, salah satunya adalah IMS (infeksi menular seksual ). Saat konseling personal, salah satunya mengeluhkan, bahwa penisnya mengeluarkan cairan, berwarna kekuningan. Jumlahnya tidak terlalu banyak, hanya terkadang membuat bercak kuning di celana dalam. Kadang kencing terasa panas, dan hal ini membuatnya tidak nyaman.

Dari penuturannya, anak ini mengatakan, bahwa dulu pernah terjadi hal yang sama pada dirinya. Saat itu remaja ini sempat menyampaikan apa yang terjadi pada mamanya. Kata mamanya," kamu kecapekan, dulu papamu juga pernah seperti ini saat kecapekan, trus dapat obat cefadroxil 500 mg dan sembuh ." dan obatpun diberikan mamanya.

Remaja yang satunya, juga mengeluhkan sesuatu yang terjadi didaerah duburnya. Disekitar lubang dubur ada banyak benjolan dan terasa sakit bahkan sering terasa panas. Keadaan itu sangatlah tidak nyaman. Sudah lebih dari satu bulan keluhan tersebut muncul. Akan tetapi karena malu dan tidak tahu pada siapa, orang yang bisa dipercaya untuk mendengarkan hal yang sangat peribadi tersebut.

Di dalam konseling , keduanya mengaku bahwa hubungan seks yang dilakukan selama ini jarang sekali menggunakan kondom. Bahkan informasi tentang IMS secara detail, baru mendengar sekali ini.
Setelah penjelasan panjang , dua remaja ini akhirnya, dibuatkan surat rujukan untuk mendapatkan tindak lanjut, terkait keluhan IMS nya.

Hal menarik yang bisa menjadi pembelajaran.
Sebuah indikasi kuat bahwa membicarakan hal hal terkait seksualitas , masih dipandang tabu didalam masyarakat ini. Apalagi saat orientasi seks itu berbeda. Telah terbit Pedoman panduan gangguan kejiwaan ( panduan bagi para psikolog ) yang menyebutkan tentang keberagaman orientasi seks , dan menyebutkan bahwa hal tersebut bukanlah penyakit ataupun penyimpangan . Akan tetapi homoseks masih saja terstigma sebagai perlilaku yang menyimpang dalam cara pandang dan tatanan sosial masyarakat kita. Hal inilah yang kemudian menjauhkan komunitas ini sulit untuk mendapatkan informasi, dan cenderung tertutup.

Apa yang disampaikan di atas tentang layanan konseling, mencerminkan bahwa layanan konseling kita belumlah optimal sesuai dengan pedoman konseling VCT yang berlaku. Lemahnya monitoring dalam menjaga quality kontrol setiap layanan VCT yang ada. Cara pandang pemerintah yang selalu menganggap bahwa petugas yang telah mendapatkan pelatihan sebagi konselor pastilah telah mumpuni, dan ternyata hal tersebut tidaklah tepat.

Catatan menarik adalah menyoroti komentar sang ibu, dari si remaja di atas. Fakta telah menunjukkan bahwa IMS tidak dipahami sepenuhnya oleh kebanyakan perempuan. Kondisi ini menunjukan betapa rentannya perempuan oleh akibat ketidak tahuan tersebut.
Bagaimana gejala kencing nanah/GO ( gonorhorea ) dipahami sebagai kelelahan tubuh semata? siapa yang memberikan penjelasan ini? suami!!

Tekanan sosial yang luar biasa dari tatanan masyarakat, seperti dipaparkan di atas terkait orientasi homoseks. Akan memberikan dampak ketertutupan bagi komunitas ini. Komunitas ini akan di paksa oleh sistem sosialnya untuk menikah dengan lawan jenisnya.Dan pada akhirnya permasalahan identitas tersebut akan memberikan dampak lagi bagi perempuan, sekaligus ketidak nyamanan komunitas ini sendiri.
Kebisuan ini ternyata berdampak lebih besar.

Tata nilai dan norma di ciptakan untuk menghargai keberagaman manusia itu sendiri. Keberagaman orientasi seks merupakan fenomena sosial dari kehidupan yang telah berlangsung selama ini. Jangan biarkan kebisuan tercipta karena hanyalah menambah beban, akan tetapi keterbukaan cara pandang bisa menyatukan, mendamaikan, bahkan menyelamatkan. Lihatlah betapa indah keberagaman.....

Tidak ada komentar: