Subscribe

Selasa, Maret 24, 2009

Angkringan Pedopo Dalem

Tempat nongkrong di Jogja mulai bertebaran. Ada warung lek Man di utara stasiun tugu, yang terkenal denga kopi josnya. Ada oyot doyong miliknya raminten , mirota batik. Ada lesehan code yang memanjang sepanjang bantaran sungai code, sebelah selatan jembatan gondolayu. Ada warung tinong dengan tawaran harga yang serba limaribu, dll.
kali ini saya ada di angkringan Pendopo dalem. Letaknya hanya limapuluh meter timur pasa ngasem, Yogyakarta.


Pendopo Dalem ini buka pada jam 18.00 sampai pukul 00.00 wib. Menu yang disajikan bermacam macam, mulai dari jajanan pasar hingga nasi brongkos.Minuman dengan nama aneh seperti wedang bleduk sampai es teh ataupun es jeruk. Semua disajikan dalam gaya angkringan, ambil sendiri, comot mana yang suka dan bayar di akhir tongkrongan. Fasilitas yang disediakan cukup unik. Mulai dari kursi ala jawa, ornamen klasik jawa seperti gamelan, gunuk angkringan hingga wifi gratis pun ada. Harga relatif murah disini.


Buat para pencinta gaya gaya etnik jawa, temapat ini menarik untuk dipilih menjadi pilihan. Suasana yang tenang, gaya yang lebih santai didukung dengan temapat yang luas terbuka. Untuk parkirpun mudah dan luas, soal keamanan tidak diragukan lagi pastilah terjamin aman. TEmpat yang berlokasi didalam regol, kangungan dalem memang pas untuk menyelenggarakan berbagai aktivitas seperti rapat,kongko kongko ataupun sekedar ngenet gratis. Tidak jarang partai partai politik menggelar rapat dengan kadernya disini, afiliansi beberbagai komunitas juga sering meramaikan tempat yang njawani dan murah ini. ada komunitas fiat, komunitas blogger, hingga forum LSM.


Tertawa, diskusi hingga ngobrol santai terekam oleh ketenangan Angkringan unik ini. Kalangan muda dan tua, perempuan dan laki laki, sering berkumpul menikmati layanan dan sajian yang tampak ramah bersahabat. Sering kali waktu tak terasa telah habis hanya karena terlalu asyik dengan aktifitas yang mengalir disela sela makanan yang tersaji. Gagasan gagasan besar terkadang lahir di tempat seperti ini. Teringat misalnya gagasan teman teman aktifis saya yang melahirkan gagasan besar dan kemudian mengembangkannya dalam program pers ccrnner ataupun kantor berita swara nusa.net , lahir ditempat seperti angkringan pendopo dalem.


Semakin jarang rasanya menemukan tempat dengan tawaran semenarik disini. Murah, enak, mempunyai ke khasan, bahkan juga didukung dengan wifi yang tergolong modern. Jika di bandingkan dengan kafe kafe lain yang mulai berjamuran dijogja, maka Angkringan pendopo dalem menjadi menonjol karena khas, murah dan free hotspot lagi...
Soal harga wah wah ah, tidak sebanding dengan kelas kafe pada umumnya, apalagi kalo kafe itu ada di Jakarta ataupun kota kota besar lainnya, tidak ada seperduapuluhnya...

Andai saja banyak sekali temapt seperti ini di Jogja, tentunya akan menjadi salah satu daya tarik wisata tersendiri bagi wisatawan. Buat penduduk jOgja sendiri akan sangat bermanfaat jika banyak hal hal positif bisa dikembangkan dan dikerjakan dengan layanan seperti tadi. Sejumlah paparan menunjukakan bahwa potensi sisi ada dan banyak. Tinggal menunngu respon yang lebih baik bagi pengunjung ataupun pemerintah yang sensisif terhadap lingkungan sosialnya.


angkringan Pedopo Dalem, ruang diskusi modern dengan tata etnik dan ke khas an budaya Jawa. Bukan saja telah ikut mendukung upaya pencerdasan bangsa akan tetapi memberi nilai bagi pelestarian budaya Jawa. Pariwisata akan berkembang dengan hadirnya Angkringan unik, seunik Emperan NDalem Kasultanan Jogja.

Senin, Maret 23, 2009

Sopir dan dompet

Sabtu malam kira kira jam 22.00 wib, saya tiba di kota kendal, tepatnya Sukorejo, kota kecil yang menghubungkan kota Weleri dan Parakan Temanggung, tempat dimana kakakku tinggal. Sehabis dirawat di RS.Bethesda kemarin, saya disuruh untuk tinggal beberapa hari di rumah kakak perempuanku ini. Alasannya supaya saya bisa benar benar istirahat hingga fit, dan tidak terganggu dengan aktivitas kerja apalagi keluyuran....

Perhatian kakak perempuanku ini memang luar biasa, sewaktu saya operasipun dia menunggui hingga semuanya kelar. Tak sedikit semangat yang terlontarkan olehnya karena memang saya adalah adiknya yang paling dimanjanya. Tersenyum saya saat mengingatnya, karena bermanja seperti masa kanak kanak mempunyai keindahaannya sendiri. Jikalau ini hanyalah mimpi, ingin rasanya saya tetap terpejam dan tak terbangun dari benaman sayang seorang kakak yang menghanyutkan penuh peduli.

Perjalanan ke Sukorejo kali ini saya tempuh dengan jasa layanan travel Ramasakti. yang berkantor di Jl.Diponegoro, Yogyakarta, atau sebelah barat tugu Jogja. Awalnya kakak menyarankan saya menggunakan jasa taksi saja, dengan alasan bahwa biasanya pada hari hari weekend jasa layanan tersebut penuh, selain itu juga bahwa menggunakan taksi pastilah lebih nyaman. Tetapi saya berpikir bahwa lebih hemat meggunakan jasa travel dari pada taksi yang jauh lebih mahal. Coba saja bandingkan jika membeli tiket travel paling paling hanya mengeluarkan kocek Rp.50.000 , tetapi jikalau menggunakan jasa taksi paling minim saya harus bayar Rp.460.000 , untuk tujuan Jogja - sukorejo. Harga ini terlalu banyak , walaupun kakakku sendiri yang membayar semuanya, saya hanya berpikir hemat saja sich...

Travel berangkat jam 18.00 dari jam 17.00 yang dijadwalkan. Kadang kesel juga sich, dengan molornya waktu tadi. Kekesalan bertambah saat teryata si driver yang namanya pak.Wasono minta ijin untuk mampir kerumahnya, di daerah dekso kalibawang,sebelah barat Godean. bagaimana tidak kesal , karena sejak sebelum berangkat saya sudah telpon kantor , dan menanyakan apakah saya bisa dijemput didaerah Godean , walau dengan tambah ongkospun tidak jadi soal. Akan tetapi pihak kantor mengatakan tidak bisa, sehingga saya calling taksi untuk mengantarkan ke agen travel ini sekalipun jaraknya kurang lebih 12 kilometer dari Godean.
Grubyak ...permintaaan Si wasono tadi saya ijinkan walaupun dengan kesal...

Berjalan merambat, kedaerah yang bukan reute travel Jogja pekalongan. mampir kerumah wasono si driver untuk mengambil bebebrpa lembar pakaian ganti. Cuaca seharian hujan, semakin membuat lamban perjalanan. saat itu jalanan sangat gelap dan diperparah kondisi kendaraan yang tidak satndart lagi. Pintu kanan di tahan dengan tali plastik rafia supaya tidak buka sendiri. Lampu depan sudah tidak terang lgi alias burem. AC yang mati membuat driver berdoble job untuk mengelap kaca depan , seperti weepear. wah pokoke hancurlah.....

Lama terasa perjalanan kemaren, biasanya jarak Jogja Sukorejo bisa saya temapuh hanya dengan waktu 2,5 jam dengan menggunakan roda dua alias sepeda motor. Akan tetapi dengan travel ini terasa hanya merambat dengan memikul beban sabar. Saya tidak berani komplain dengan driver saat itu, karena relasi kuasa dan keselamatan ada di tangan dia. Semua coba saya pahami karena sebelum berangkat, si driver mengeluh bahwa dia capek dan belum istirahat. Tampak sekali guratan kelelahannya, dengan mata menahan berat karena kantuk.

Saya coba menikmati perjalanan seperti biasa, akan tetapi perasaan ini telah dilingkupi oleh rasa kecewa, jadi susah. Pemandangan jendela luar tidak tampak, terhalang oleh kaca film yang tebal dan buram. Hingga akhirnya saya beristirahat di kota Parakan, warung eny dimana travel tadi melepas lelah sejenak. Sambil melepas penat akibat perjalanan yang lelot lamban tadi saya mencoba semangkok soto dan teh panas sebagai penghangat. Lumayan, badan bisa lebih fit, beberapa lembar uang dibayarkan ke warung dan kemudian saya kembali melanjutkan dengan si travel putih, rama sakti.

Melihat pak driver dari kaca spion , saya lebih agak tenang karena cahaya redupnya mulai terang kembali sesaat setelah segelas kopi menghangatkannya. Kurang lebih pukul 22.30 wib, saya sampai tujuan dengan kakak yang telah dari tadi menungguiku, bahkan selama perjalanan selalu sms menanyakan saya samapi dimana, huih seperti saya ne anak kecil yang baru sekali berpergian jauh dan sendirian....geleng geleng saya, bila mengingatnya.

Karena tiba di Sukorejo sudah sangat malam, maka tanpa babibu saya menyelonggorkan badan dikarpet depan TV kakak, dan kemudian melemaskan semua sendi yang kaku karena perjalanan jauh tadi. Minum keluar dibuatkan mbak yem ( pekerja rumah tangga ) , kemudia makan malam yang memang telah disiapkan dari sebelum saya sampai disitu. ada sesuatu terjadi malam itu, yang mengganjal tanpa pernah saya tahu apa penyebabnya.

Terdorong keinginan saya untuk akses internet, dengan kondisi laptop yang sedang trouble dengan PC Suiteya, maka dompetlah yang kemudian saya cari... Bongkar sana sini tidak juga ketemu, bertanya pada kakak juga tidak tahu. semua orang dirumah itu saya tanyain juga jawabanya sama tidak tahu....tambah dongkol campur jengkel, tidak karuan..

Dompet itu berisi beberapa lembar uang pecahan. STNK mobil dan motor, KTP, SIM, Kartu debet, Kartu kredit dan bahkan semua buku tabungan nyantol didalam dompet saya yang panjang dan lebar itu. Bergeretak rasa kesal didalam benak dan otak. Sempat juga curiga ma kakak, mungkin saja dia sengaja ngerjain supaya saya bingung seperti biasanya "gojekannya" padaku. Apalagi kakak hanya menjawab dengan tenangnya," wis wis besok pagi juga balik, tenang aja wis, sana tidur aja gak usah dipikir banget banget...."
Saya rebahkan badan ini ketempat tidur , akan tetapi mimpi indah itupun tak segera bersambut..hingga akhirnyapun pagi...

Pagi pagi sekali sya sudah terjaga dari tidur yang tak nyenyak. Segera keluar kamar dan membuka pintu depan untuk segera menengok ke jalan. Saya curiga dan sedikit berharap bisa menemukan dompet yang hilang semalam di jalan depan rumah saat saya turun dari travel.
Hasil nihil, dengan sedikit kuatir, jangan jangan jika memang jatuh di jalan ini ,tentunya sudah keduluan diambil orang? Harapanku sedikit ku rubah untuk menenangkan hati, moga moga aja itu dompet jatuh di dalam travel dan sisopir berbaik hati untuk mengembalikannya...

Waktu berjalan, saya ambil handphone dan segera memencet tombol 108. Informasi yang kudapat adalah nomor rama sakti pekalongan dan jogja. Segera waktu itu saya hubungi kedua kantor tersebut. Jawaban dari kantor Jogja memberikan harapan yang lebih baik. Saya mendapatkan nomor si Wasono, sang driver. Buru buru nomor bang driver saya pencet. Jawaban muncul., " maaf telfon yang anda hubungi sedang tidak aktif ".
Mungkin sedang tidur, karena kecapekan, makanya handphone di matiiin, pikir saya. Mengulur sabar berharap segera bisa menghubungi sang sopir.

Berkali kali saya coba tetap tidak bisa terhubung. Coba telpon kantor lagi dan titip pesan pada mbak operator. Tinggalin SMS buat si sopir juga. Pokoknya segala upaya di lakukan agar segera bisa mendapat kepastian dompet yang hilang tadi.
Kira kira pukul 12.00 siang, saat saya nongkrong depan rumah kakak, terlihat travel warna putih parkir di depan rumah. Ramasakti tulisan yang menempel pada mobil tersebut. sontak saja sambil berdebar berharap bahwa ini si sopir yang bakalan balikin ataupun kasih kabar tentang dompet hilang. Si Wasono keluar mobil putih itu dan membawa benda kotak, panjang berwarna hitam persis seperti dompet saya. " Mas ini dompetnya, tadi saat bersih bersih saya menemukannya di bawah kursi", jelas Sopir. "tolong di chek dulu ", Sambil menyerahkan dompet.

Luar biasanya leganya saat itu, semua lengkap, tidak ada yang kurang. Tidak terbayang sama sekali dompet tadi bisa kembali. sambil berteriak teriak gak jelas, "WOOOOO DOMMPETNYA Ktemuuuuuuuuuu......." berulang ulang aking senangnya........
Si sopir senang melihat kegirangan saya, terima kasih terima kasih terima kasih.........Dengan mengambil beberapa lembar uang kertas segera ku slipkan dikantong pak Wasono, .....Entah tidak tahu lagi saya bagaimana megucapkan terima kasihnya.
bagi saya , its amazing.....................................................

Akhirnya, pak Wasono, sopir yang jujur tadi pergi melanjutkan pekerjaaannya. Lambaian tangan dan anggukanku memberikan hormat atas kejujuran yang mungkin sudah jarang ditemukan pada jaman ini.


Minggu, Maret 22, 2009

Sepintas menengok mencolek sadar

Seminggu sudah saya melewati hari setelah beberapa hari sebelumnya terbaring dirumah sakit, karena harus menjalani operasi sinusitis. Tindakan operasi telah memaksa saya untuk merelakan diri tergolek dalam ketidak berdayaan walaupun hanya untuk sesaat lamanya.

Bermacam tindakan yang memerlukan anestesi secara umum harus saya jalani untuk sekedar lepas dari masalah yang terkait dengan sinusitis ini. Bahkan dua hari pasca operasi saya harus menjalaninya kembali untuk melepas tampon yang sebelumnya dipasang pada rongga hidung dan mulut , sembari merasakan bahwa ternyata pakaw itu indah......

Sinusitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada rongga paranasal. Menurut dokter ,dalam kondisi normal dilihat dari hasil CT- Scan maka akan terlihat beberapa rongga kosong di sekitar hidung, dipipi kanan kiri ataupun di bawah otak. Akan tetapi pada kasus sinusitis biasanya ditunjukkan dengan terisinya rongga rongga tadi oleh cairan , yang bisa terjadi akibat infeksi ataupun alergi. Secara kasat mata hal ini tidaklah terlihat, kecuali menggunakan alat penunjang yang berkemampuan untuk melihat isi jeroan kepala seperti CT-Scan ataupun MRI ( magnetic resonance imaging ).

Tampilan fisik hanya bisa dilihat dari gejala ataupun keluhan yang dihadapai oleh penderita. Dokter spesialis THT merupakan orang yang pas untuk mengetahui hal tersebut, karena bidang keilmuan yang mereka kuasai dan pelajari dari akademisi.
Saat pertamakali sayapun tidak menyadari bahwa apa yang terjadi pada diri saya adalah sinusitis. Keluhan yang saya alami adalah hanyalah pilek yang berkepanjangan, namun tidak sembuh sembuh walaupun bermacam obat telah di tegak.

Hingga pada akhirnya sakit kepala yang amat sangat, migrain yang terus menerus terjadi, suara sampai sengau, karena adanya lendir yang terus mengganggu rongga hidung bahkan sempat juga saya mengalami ganguan bau busuk dihidung, dan ganguan pendengaran di telinga sebelah kiri. Semua tadi membuat saya curiga dan kembali membawa masalah tadi ke dokter.

Sering kali saya tidak menyadari dengan apa yang terjadi pada tubuh ini. Bahkan tidak jarang saya menyepelekan keluhan keluhan jika belum benar benar parah atau tampak beresiko sekali.
Akan tetapi dokter Arin Sp.THT RS.Bethesda yk,mengatakan bahwa jika radang seperti sinusitis ini dibiarkan maka resikonya akan lebih berat lagi.

Betapa tidak, jika cairan dan infeksi tadi menjalar sampai memenuhi rongga rongga tadi bukan tidak mungkin akan berakibat pada gangguan penglihatan yang bisa berujung pada kebutaan, atau bahkan gangguan lain karena infeksi pada selaput otak. Begitu menyeramkan penjelasannya, akan tetapi segala sesuatu bisa dicegah jika kita mampu dan mau untuk melakukan pemeriksaaan ataupun treatment awal.

Beberapa kali saya melakukan chek dan konsultasi dengan dokter THT. Beliau mengatakan bahwa sinusitis bisa diakibatkan dari suatu infeksi ataupun reaksi alergi. Dijelaskan bahwa pemicu dari masalah yang saya alami adalah alergi. Ada beberapa penyebab dari alergi itu sendiri. Alergi bisa dipicu oleh makanan, udara ataupun polutan.
Memang sejak lama saya mengalami ganguan alergi pada makanan. Dari hasil skin test alergi yang pernah saya lakukan di klinik alergi waktu itu, hasil menunjukkan bahwa saya alergi terhadap serbuk bunga rumput, debu, wortel,nanas, kopi, coklat, telur, daging boiller, susu, kacang dan sekian makanan lainnya.

Menurut saya saat itu,tidak mungkin jika harus menghindari sekian makanan yang menjadi konsumsi keseharian itu. Maka babat habis saja dan persetan dengan hasil test, pikir saya saat itu. Memang untuk beberapa makanan seperti nanas , saya hingga kini masih menghindarinya, karena reaksi akibat akan nanas tersebut langsung muncul seperti sariawan di mulut dan radang tenggorok.

Informasi yang saya dapatkan juga, bahwa pembakaran bensin yang tidak sempurna oleh kendaraan bermotor telah meninggalkan residu yang terpapar di udara jalanan. Residu tersebut mengambang dan terhirup oleh saluran pernafasan yang tidak terlindungi oleh masker. Kejadian yang berlangsung terus menerus tersebut menyebabkan menempelnya sebagian residu pada bagian paranasal yang kemudian memicu timbulnya sinusitis.
Mungkin secara teori bisa dipahami bagaimana kondisi polusi udara dijalan yang setiap harinya macet dengan kepulan asap knalpot yang langsung menyerang rongga hidung ini, apalagi saya adalah pengguna sepeda motor yang aktivitasnya cukup tinggi di jalan.

Kerugian akibat sinusitis tadi , membuat saya harus terbaring di rumah sakit beberapa hari lamanya. Bermacam macam obat juga harus saya konsumsi selama perawatan. Tindakan operasi juga bukan resiko yang sederhana dengan segala konsekuensinya. Seluruh aktivitas , menjadi terganggu, mulai dari layanan VCT , kegitan kegiatan di rumah sakit ataupun nongkrong hanya untuk sekedar "ngangsu kaweruh".


Belum lagi dengan biaya yang harus di keluarkan. Walaupun sekarang saya diuntungkan dengan jaminan kesehatan, akan tetapi tidaklah semua tunjangan tersebut didapatkan utuh sesuai dengan haknya, sehingga sisa pembayaran cash pun harus ditanggung sendiri.

Sekian informasi mungkin saja bisa dipelajari untuk diketahui. Akan tetapi pada kenyataannya pengetahuan tersebut belum tentu mendorong untuk melakukan pencegahan atas resiko yang bakal dihadapi. Perlu adanya pemahaman bukan sekedar pengetahuan, karena hal inilah yang bisa membuat perubahan pada diri sendiri agar terhindar dari sekian resiko yang telah di ceritakan tadi. Urusan kesehatan ternyata tidak hanya berdiri sendiri sebagai suatu masalah. Akan tetapi merupakan keterkaitan satu dengan yang lain. Masalah lingkungan, masalah sosial, masalah ekonomi dan budaya menjadi masalah kompleks terkait dengan masalah kesehatan.


Peran serta individu merupakan konstribusi awal dari perubahan kolektif . Untuk itu berikan semua sumberdaya dan kemampuan bersama untuk mengatasi masalah masalah tadi bermula dari diri, lingkungan dan keluarga sendiri. Sekecil apapun peran serta tersebut, pastilah akan berdampak pada lingkungan sosial kita bersama. Lakukan mulai sekarang sebelum semuanya terlambat.

Mencegah lebih murah, lebih mudah dan lebih baik daripada mengobati


Selasa, Maret 10, 2009

Tariyah @ International women days

Bertepatan dengan peringatan hari perempuan internasional yang jatuh pada tanggal 08 maret berbagai acara di lakukan, ada aksi turun jalan dari jl.mangkubumi hingga mallioboro, seminar yang diadakan di JEC di sore harinya. Begitu meriah dengan melibatkan banyak stake holder dan keberagaman isu didalamnya.

Ada peristiwa lain yang mewarnai hari perempuan ini. Saya mendapat telepon dari kakak saya yang sedang mengantarkan pasien perempuan dari kendal menuju ke Jogja. Kakak saya menanyakan rumah sakit mana yang bisa merawat kasus pasien yang dibawanya. saya memberikan beberapa altenatif dan kemudian RSUP.Dr.sardjito yang menjadi pilihannya.

saat di rumah sakit tersebut, kembali kakak saya menelpon. " pasien ditolak", katanya. Kenapa? tanya saya, kemudian kakak saya menjelaskan...

Pasien ini adalah Tariyah gadis uia 30 tahun, dia menderita gangguan kejiwaan. Jiwanya terguncang saat dia berusia enambelas tahun. Saat ini pasien merintih kesakitan karena ada sesuatu didalam perut bagian bawahnya. Ternyata pasien ini telah dirawat di RS PKU Kendal selama seminggu.Dari hasil foto rogtennya terlihat ada beberapa benda tak dikenal didalam rongga genitalnya. Entah kenapa selama seminggu itu tindakan tidak segera dilakukan oleh rumah sakit PKU.

Telah lebih dari tiga juta rupiah telah dibayarkan untuk membayar perawatan di rumah sakit tersebut. Sementara pasien terus menjerit kesakitan dan keluarga hanya bisa menunggu 24 jam tanpa tahu harus berbuat apa. Menurut orang tua gadis,hal tadi membuat mereka memutuskan untuk memindahkan perawatan anak gadisnya ke Jogja.

Orang tua gadis ini adalah teman kakak saya, karena mereka bertetanggaan. Kehidupan hariannya ditopang dari hasil bertani. Mereka tidak sempat menikmati pendidikan di bangku sekolah. Empat orang anaknya dibesarkan dengan hasil pertanian tersebut. anak pertama adalah perempuan yang mengurusi yang menunggui adiknya yang sakit tadi.Dua orang adik yang lain adalah laki laki. Mereka semua tidak mengenyam dunia sekolah seperti teman teman lainnya.

Saya memutuskan untuk segera membawa pasien yang ditolak tadi ke RS.Bethesda. Di ruang gawat darurat rumah sakit ini, tindakan emergency di lakukan oleh dr.Harry Sp.B dan dr Nanik. Mereka tercengang setelah mengetahui bahwa benda di dalam genital gadis ini adalah tutup tabung Baygon Spray dan tiga buah batu kali yang ukurannya sekepal genggaman orang dewasa.

Tindakan sulit untuk mengangkat benda tersebut disaksikan oleh kakak perempuan dan si ibu gadis itu.Betapa shocknya mereka melihat jeritan anak gadisnya menahan rasa sakit atas tindakan diruang UGD yang dilakukan petugas medis tersebut, walaupun semua telah dilakukan sesuai dengan standart tindakan.

Orang tua gadis ini terkulai lemas, tak kuasa menahan pilu atas peristiwa yang menimpa anak gadisnya. Mereka hanya bisa pasrah, sementara sayahanya bisa berusaha untuk mendampingi dan memotivasi agar beban mereka bisa agak terkurangi..

Tanggal 9 maret tepat jam 12.00 siang,Tariyah menjalani operasi untuk membenahi kebocoran usus besar dan rongga vaginanya. Bahkan dokter Hary mengatakan bahwa sementara waktu gadis ini dibuatkan anus buatan di perut kirinya.
Bahkan dokter tidak bisa memberikan jaminan bahwa kondisinya akan bisa dikembalikan seperti semula, karena kondisi yang parah. Tariyah hingga kini masih menjalani perawatan dirumah sakit Bethesda, Yogyakarta.

Melihat realita semacam ini, Kebanyakan masyarakat mengatakan " kog bisa ya, dia memasukkan barang barang itu ke dalam vaginannya, mungkin karena ketidak warasannya." Hal itu seringkali dipahami masyarakat bila terjadi pada orang yang sering disebut sebut, gila ,sinting dan tidak waras. Jarang sekali masyarakat kita menggunakan kewarasannya untuk tidak menyalahkan korban dalam kasus kasus seperti ini.

Orang tua tariyah menceritakan pada saya, bahwa gadis ini pernah pergi dari rumah selama empat hari dengan kondisi ganguan kejiwaannya. Kejadian itu kira kira tiga tahun yang lalu. Gadis ini menghilang di tengah hutan di kawasan sukorejo, dimana disana banyak Orang orang tak dikenal. selang kemudian gadis ini di temukan oleh dua orang adiknya jauh dari desanya dengan kondisi yang tidak karuan. Bukan hal yang tidak mungkin Tariyah mendapat perlakuan pelecehan seksual dari entah siapa orang tak dikenal itu.

dr.Harry sendiri mengatakan," sebaiknya anak anak gadis dengan gangguan kejiwaan seperti ini diberikan kontrasepsi agar tidak terjadi kehamilan jika terjadi sesuatu yang kita tidak ketahui dan tidak diinginkan, ini untuk berjaga jaga."
Hal ini mengindikasikan bahwa sebenarnya secara klinis, dokter telah mengisyaratkan adanya pelecehan tersebut.
Bagaimana mungkin tiga buah batu dan tutup botol bagyon spray yang ukurannya besar dimasukkan dalam vagina, kalau bukan orang lain yang melakukannya. Bagaimanapun kondisi seseorang tentunya mempunyai rasa sakit yang akan menghentikan tindakan itu jika dilakukannya sendiri, sangat dimungkinkan kalau tindakan tersebut
dilakukan oleh orang lain dan dengan kekerasan dan pemaksaan.
Tariyah adalah korban...

Layanan kesehatan kita ternyata juga tidak berpihak pada orang orang seperti Tariyah dan keluarganya. Pelayanan di berikan bukan atas dasar pemenuhan hak dasar atas kesehatan. Akan tetapi dominasi dunia bisnis yang berbicara. Status sosial telah dinilai dari penampilan seseorang. Gaya perlente, kulit bersih yang bersih masih dijadikan ukuran dalam memberikan kualitas layanan. Bagaimana dengan nasib orang orang yang mengalami keadaan demikian?

Kemampuan petugas kesehatan yang minim dan superioritas telah mengabaikan kondisi Tariyah. Dengan lamanya dan keterlambatan tindakan telah mengancam jiwa gadis ini. Bilamana Bidan yang telah juga sebelumnya hanya memberikan obat yang sama dalam waktu yang lama dengan mengatakan bahwa itu hanya keputihan biasa maka sebenarnya telah terjadi malpraktek dimana gadis ini tidak pernah mendapatkan perlindungan hukum.

Tehnologi kedokteran di bidang pengobatan pada gangguan kejiwaan belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat luas. Dunia klenik ataupun jampi jampi "orang pinter " masih kuat dipercaya sebagai pengobatan yang paling ampuh untuk kasus kasus seperti ini. Keluarga Tariyah telah banyak mengeluarkan biaya untuk mengobati dan mendapat kesembuhan dari kepercayaan ini. Terbukti pula bahwa kasus "Ponari" yang sempat mewarnai dunia media kita. Sementara ini pemerintah seakan tidak peduli dengan keadaan tersebut.

Masih banyak kasus kasus Tarsiyah lainnya yang keadaannya tidak pernah terpedulikan oleh Negara. Seperti cerita cerita lapangan yang menyebutkan nasib perempuan perempuan ini dilecehkan secara seksual, seperti dimandikan dan kemudia diperkosa ramai ramai dalam perilaku " tatasan". Belum lagi bentuk kekerasan lainnya seperti dilempar batu, diejek dan di usir dari kehidupan bermasyarakat. Mereka bahkan rentan terhadap segala macam penyakit termasuk HIV/AIDS, dan kehamilan yang tidak diinginkan. Layanan kesehatan dan lembaga sosial belum pula memberikan mereka ruang dan martabat sehingga mereka dilayakkan sama dengan masyarakat lainnya. Negara seakan menutup mata pada fenomena semacam ini.

Hari perempuan Internasional masih menjadi peringatan seremonial semata, manakala kasus kasus Tariyah dan perempuan lainnya hanya terlewatkan dan menjadi bagian cerita belaka. Dongeng tentang kisah yang mengenaskan. Tatkala nasib manusia seperti Tariyah dianggap sebagai binatang yang menjijikkan. Perempuan yang ada masih dipilah pilah pada tatanan perempuan dunia normatif.

Kini dunia sudah lebih maju, sudah saatnya untuk membuka pikiran dan wawasan dari fenomena yang ada disekitar kita. Berikan suara dan uluran tangan bersama untuk memperjuangkan martabat mereka yang telah lama terabaikan.

tiada kata terlambat untuk mengulurkan tangan pertolongan pada saudara saudara kita ini...





Jumat, Maret 06, 2009

ARV antara harapan dan perjuangan

Indonesia adalah salah satu negara yang mendapatkan dukungan dana dari GF - ATM ( Global Fund for fight Aids Tb and malaria ) untuk penanggulangan HIV/AIDS. Tercatat angka kasus HIV Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, bahkan epidemi ini disebutkan sebagai yang tercepat di Asia.

Dana bantuan $130 juta, bukanlah dana yang besar jika dibandingkan dengan persoalan hiv negara ini, apalagi jika dilakukan perhitungan anggaran bagi 12 propinsi yang dianggap angka prevalensinya paling tinggi. Padahal program tersebut masih dan hanya di fokuskan pada kelompok high risk pekerja seks, pengguna napza suntik, waria, anak jalanan dan gay.


Bagaimana dana bantuan ini akan bisa menjawab semua kebutuhan penanggulangan epidemi? Bantuan GF ATM adalah dana stimulus untuk penanggulangan epidemi bagi negara penerima. Pada perjalanan waktu nantinya bantuan tersebut akan semakin berkurang dan diganti dengan anggaran negara dengan porsi yang lebih besar.

Hingga kini dominasi anggaran masih dibebankan ke lembaga donor GF ini. Negara dengan dana APBN hanya memberikan porsi yang sangat kecil, kira kira hanya20% dari seluruh dana penanggulangan epidemi hiv. . Jika di hitung hitung bahwa estimasi HIV di Indonesia sudah mencapai 210.000 orang dengan kebutuhan ARV( obat HIV ), maka negara ini harus menyediakan dana kira kira Rp. 300 milyard perbulan untuk pengadaan ARV saja, bila dihitung harga obat perbulan adalah satu setengah juta per orang, lalu bagaimana dengan kebutuhan lainnya?


Problem itu semakin bertambah berat manakala, pada bulan November tahun lalu, bantuan GF ini dialihkan oleh donor ke negara Afrika, secara tiba tiba. APBN yang belum siap dengan peralihan tersebut, menyebabkan ketersediaan ARV Indonesia waktu itu guncang. Hampir di semua propinsi mengatakan ARV langka. Hal tersebut membuat odha ( orang denga hiv/aids ) gelisah. Kegelisahan tersebut dikarenakan mereka tahu bahwa obat ini tidak boleh sekalipun berhenti dalam konsumsi karena bisa berakibat resistensi, dan membahayakan dirinya dengan virus yang semakin berkembang dalam tubuhnya.

Tragedi diatas menjadi headline news bagi para penggiat hiv/aids. Kepedulian akan masalah ini menjadi perbincangan ditingkat nasional melalui KPAN ( komisi penanggulang AIDS Nasional ). Rakernas Surabaya yang dipimpin Menteri kesehatan akhirnya mendapatkan jawaban atas problem tersebut dengan menggunakan dana kesra yang waktu itu sifatnya sangatlah sementara. Dana talangan hanya akan bertahan hingga bulan maret 2009, guna mencukupi pengadaan obat ARV nasional .

Kini bulan Maret telah berjalan. Belum ada keterangan resmi dari pejabat di KPAN yang menyatakan bahwa ARV nasional akan aman dalam hal ketersediaan. Belum ada jaminan negara dalam alokasi dana APBN untuk penyediaan ARV. Serangkaian postingan di milis akhirnya memunculkan dr.Dyah mustikawati ( dmustika_2007@yahoo.co.id ) salah satu pejabat di KPAN yang mengungkapkan bahwa sedang ada proses pengadaan ARV melalui UNICEF dalam alokasi dan GF ATM yang saat ini sempat tertunda. Pertengahan Maret ini akan datang batch pertama ( Aluvia dan Didanosin ) dan batch kedua akan datang di bulan Mei mendatang, semua surat surat terkait tersebut sedang dipersiapkan.

Berpegang pada SK menkes 1190/2004 tentang penyediaan obat gratis, maka pemerintah pusat sedang mengupayakan dan mengamankan ketersediaan ARV dengan bantuan mitra dari UNICEF dan Clinton foundation, begitulah tulis beliau.

Betapa ironisnya negeri ini, disaat epidemi hiv semakin meluas. Bagaimana ancaman besar akan bahaya resistensi virus terhadap obat, bagi negara dengan jumlah penduduk yang terbesar kelima didunia ini hanya digantungkan pada bantuan lembaga donor asing? Memang masalah ini telah mengundang perhatian dunia untuk ikut serta dalam upaya stop epidemi, akan tetapi negara tetap mempunyai tanggung jawab yang besar bukan kemudian menggesernya dengan menggantungkan penyelesaian seluruh masalah hiv pada lembaga donor asing . Apakah masalah dibulan November tahun lalu belum memberikan pelajaran bagi bangsa ini untuk berpikir bahwa epidemi ini adalah masalah yang menjadi tanggung jawab negara?

Informasi yang masih terbatas pada penggiat hiv/aids membuat respon ini hanya dilakukan oleh orang orang yang berkecimpung didalamnya saja, hal ini justru membuat keterpisahan yang membuat program yang dijalankan menjadi tidak efektif, karena setiap elemen masih berkutat pada kepentingannya sendiri sendiri.

Adalah tugas kita bersama untuk berperan aktif didalam upaya penangulangan epidemi ini. Peran aktif inilah yang nanti akan mendorong negara untuk merespon tantangan epidemi dengan segala keterkaitan masalah yang melingkupinya.