Sinusitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada rongga paranasal. Menurut dokter ,dalam kondisi normal dilihat dari hasil CT- Scan maka akan terlihat beberapa rongga kosong di sekitar hidung, dipipi kanan kiri ataupun di bawah otak. Akan tetapi pada kasus sinusitis biasanya ditunjukkan dengan terisinya rongga rongga tadi oleh cairan , yang bisa terjadi akibat infeksi ataupun alergi. Secara kasat mata hal ini tidaklah terlihat, kecuali menggunakan alat penunjang yang berkemampuan untuk melihat isi jeroan kepala seperti CT-Scan ataupun MRI ( magnetic resonance imaging ).
Tampilan fisik hanya bisa dilihat dari gejala ataupun keluhan yang dihadapai oleh penderita. Dokter spesialis THT merupakan orang yang pas untuk mengetahui hal tersebut, karena bidang keilmuan yang mereka kuasai dan pelajari dari akademisi.Saat pertamakali sayapun tidak menyadari bahwa apa yang terjadi pada diri saya adalah sinusitis. Keluhan yang saya alami adalah hanyalah pilek yang berkepanjangan, namun tidak sembuh sembuh walaupun bermacam obat telah di tegak.
Sering kali saya tidak menyadari dengan apa yang terjadi pada tubuh ini. Bahkan tidak jarang saya menyepelekan keluhan keluhan jika belum benar benar parah atau tampak beresiko sekali.
Akan tetapi dokter Arin Sp.THT RS.Bethesda yk,mengatakan bahwa jika radang seperti sinusitis ini dibiarkan maka resikonya akan lebih berat lagi.
Betapa tidak, jika cairan dan infeksi tadi menjalar sampai memenuhi rongga rongga tadi bukan tidak mungkin akan berakibat pada gangguan penglihatan yang bisa berujung pada kebutaan, atau bahkan gangguan lain karena infeksi pada selaput otak. Begitu menyeramkan penjelasannya, akan tetapi segala sesuatu bisa dicegah jika kita mampu dan mau untuk melakukan pemeriksaaan ataupun treatment awal.
Beberapa kali saya melakukan chek dan konsultasi dengan dokter THT. Beliau mengatakan bahwa sinusitis bisa diakibatkan dari suatu infeksi ataupun reaksi alergi. Dijelaskan bahwa pemicu dari masalah yang saya alami adalah alergi. Ada beberapa penyebab dari alergi itu sendiri. Alergi bisa dipicu oleh makanan, udara ataupun polutan.Memang sejak lama saya mengalami ganguan alergi pada makanan. Dari hasil skin test alergi yang pernah saya lakukan di klinik alergi waktu itu, hasil menunjukkan bahwa saya alergi terhadap serbuk bunga rumput, debu, wortel,nanas, kopi, coklat, telur, daging boiller, susu, kacang dan sekian makanan lainnya.
Menurut saya saat itu,tidak mungkin jika harus menghindari sekian makanan yang menjadi konsumsi keseharian itu. Maka babat habis saja dan persetan dengan hasil test, pikir saya saat itu. Memang untuk beberapa makanan seperti nanas , saya hingga kini masih menghindarinya, karena reaksi akibat akan nanas tersebut langsung muncul seperti sariawan di mulut dan radang tenggorok.Mungkin secara teori bisa dipahami bagaimana kondisi polusi udara dijalan yang setiap harinya macet dengan kepulan asap knalpot yang langsung menyerang rongga hidung ini, apalagi saya adalah pengguna sepeda motor yang aktivitasnya cukup tinggi di jalan.
Kerugian akibat sinusitis tadi , membuat saya harus terbaring di rumah sakit beberapa hari lamanya. Bermacam macam obat juga harus saya konsumsi selama perawatan. Tindakan operasi juga bukan resiko yang sederhana dengan segala konsekuensinya. Seluruh aktivitas , menjadi terganggu, mulai dari layanan VCT , kegitan kegiatan di rumah sakit ataupun nongkrong hanya untuk sekedar "ngangsu kaweruh".
Belum lagi dengan biaya yang harus di keluarkan. Walaupun sekarang saya diuntungkan dengan jaminan kesehatan, akan tetapi tidaklah semua tunjangan tersebut didapatkan utuh sesuai dengan haknya, sehingga sisa pembayaran cash pun harus ditanggung sendiri.Sekian informasi mungkin saja bisa dipelajari untuk diketahui. Akan tetapi pada kenyataannya pengetahuan tersebut belum tentu mendorong untuk melakukan pencegahan atas resiko yang bakal dihadapi. Perlu adanya pemahaman bukan sekedar pengetahuan, karena hal inilah yang bisa membuat perubahan pada diri sendiri agar terhindar dari sekian resiko yang telah di ceritakan tadi. Urusan kesehatan ternyata tidak hanya berdiri sendiri sebagai suatu masalah. Akan tetapi merupakan keterkaitan satu dengan yang lain. Masalah lingkungan, masalah sosial, masalah ekonomi dan budaya menjadi masalah kompleks terkait dengan masalah kesehatan.
Mencegah lebih murah, lebih mudah dan lebih baik daripada mengobati



Tidak ada komentar:
Posting Komentar