Subscribe

Selasa, Maret 10, 2009

Tariyah @ International women days

Bertepatan dengan peringatan hari perempuan internasional yang jatuh pada tanggal 08 maret berbagai acara di lakukan, ada aksi turun jalan dari jl.mangkubumi hingga mallioboro, seminar yang diadakan di JEC di sore harinya. Begitu meriah dengan melibatkan banyak stake holder dan keberagaman isu didalamnya.

Ada peristiwa lain yang mewarnai hari perempuan ini. Saya mendapat telepon dari kakak saya yang sedang mengantarkan pasien perempuan dari kendal menuju ke Jogja. Kakak saya menanyakan rumah sakit mana yang bisa merawat kasus pasien yang dibawanya. saya memberikan beberapa altenatif dan kemudian RSUP.Dr.sardjito yang menjadi pilihannya.

saat di rumah sakit tersebut, kembali kakak saya menelpon. " pasien ditolak", katanya. Kenapa? tanya saya, kemudian kakak saya menjelaskan...

Pasien ini adalah Tariyah gadis uia 30 tahun, dia menderita gangguan kejiwaan. Jiwanya terguncang saat dia berusia enambelas tahun. Saat ini pasien merintih kesakitan karena ada sesuatu didalam perut bagian bawahnya. Ternyata pasien ini telah dirawat di RS PKU Kendal selama seminggu.Dari hasil foto rogtennya terlihat ada beberapa benda tak dikenal didalam rongga genitalnya. Entah kenapa selama seminggu itu tindakan tidak segera dilakukan oleh rumah sakit PKU.

Telah lebih dari tiga juta rupiah telah dibayarkan untuk membayar perawatan di rumah sakit tersebut. Sementara pasien terus menjerit kesakitan dan keluarga hanya bisa menunggu 24 jam tanpa tahu harus berbuat apa. Menurut orang tua gadis,hal tadi membuat mereka memutuskan untuk memindahkan perawatan anak gadisnya ke Jogja.

Orang tua gadis ini adalah teman kakak saya, karena mereka bertetanggaan. Kehidupan hariannya ditopang dari hasil bertani. Mereka tidak sempat menikmati pendidikan di bangku sekolah. Empat orang anaknya dibesarkan dengan hasil pertanian tersebut. anak pertama adalah perempuan yang mengurusi yang menunggui adiknya yang sakit tadi.Dua orang adik yang lain adalah laki laki. Mereka semua tidak mengenyam dunia sekolah seperti teman teman lainnya.

Saya memutuskan untuk segera membawa pasien yang ditolak tadi ke RS.Bethesda. Di ruang gawat darurat rumah sakit ini, tindakan emergency di lakukan oleh dr.Harry Sp.B dan dr Nanik. Mereka tercengang setelah mengetahui bahwa benda di dalam genital gadis ini adalah tutup tabung Baygon Spray dan tiga buah batu kali yang ukurannya sekepal genggaman orang dewasa.

Tindakan sulit untuk mengangkat benda tersebut disaksikan oleh kakak perempuan dan si ibu gadis itu.Betapa shocknya mereka melihat jeritan anak gadisnya menahan rasa sakit atas tindakan diruang UGD yang dilakukan petugas medis tersebut, walaupun semua telah dilakukan sesuai dengan standart tindakan.

Orang tua gadis ini terkulai lemas, tak kuasa menahan pilu atas peristiwa yang menimpa anak gadisnya. Mereka hanya bisa pasrah, sementara sayahanya bisa berusaha untuk mendampingi dan memotivasi agar beban mereka bisa agak terkurangi..

Tanggal 9 maret tepat jam 12.00 siang,Tariyah menjalani operasi untuk membenahi kebocoran usus besar dan rongga vaginanya. Bahkan dokter Hary mengatakan bahwa sementara waktu gadis ini dibuatkan anus buatan di perut kirinya.
Bahkan dokter tidak bisa memberikan jaminan bahwa kondisinya akan bisa dikembalikan seperti semula, karena kondisi yang parah. Tariyah hingga kini masih menjalani perawatan dirumah sakit Bethesda, Yogyakarta.

Melihat realita semacam ini, Kebanyakan masyarakat mengatakan " kog bisa ya, dia memasukkan barang barang itu ke dalam vaginannya, mungkin karena ketidak warasannya." Hal itu seringkali dipahami masyarakat bila terjadi pada orang yang sering disebut sebut, gila ,sinting dan tidak waras. Jarang sekali masyarakat kita menggunakan kewarasannya untuk tidak menyalahkan korban dalam kasus kasus seperti ini.

Orang tua tariyah menceritakan pada saya, bahwa gadis ini pernah pergi dari rumah selama empat hari dengan kondisi ganguan kejiwaannya. Kejadian itu kira kira tiga tahun yang lalu. Gadis ini menghilang di tengah hutan di kawasan sukorejo, dimana disana banyak Orang orang tak dikenal. selang kemudian gadis ini di temukan oleh dua orang adiknya jauh dari desanya dengan kondisi yang tidak karuan. Bukan hal yang tidak mungkin Tariyah mendapat perlakuan pelecehan seksual dari entah siapa orang tak dikenal itu.

dr.Harry sendiri mengatakan," sebaiknya anak anak gadis dengan gangguan kejiwaan seperti ini diberikan kontrasepsi agar tidak terjadi kehamilan jika terjadi sesuatu yang kita tidak ketahui dan tidak diinginkan, ini untuk berjaga jaga."
Hal ini mengindikasikan bahwa sebenarnya secara klinis, dokter telah mengisyaratkan adanya pelecehan tersebut.
Bagaimana mungkin tiga buah batu dan tutup botol bagyon spray yang ukurannya besar dimasukkan dalam vagina, kalau bukan orang lain yang melakukannya. Bagaimanapun kondisi seseorang tentunya mempunyai rasa sakit yang akan menghentikan tindakan itu jika dilakukannya sendiri, sangat dimungkinkan kalau tindakan tersebut
dilakukan oleh orang lain dan dengan kekerasan dan pemaksaan.
Tariyah adalah korban...

Layanan kesehatan kita ternyata juga tidak berpihak pada orang orang seperti Tariyah dan keluarganya. Pelayanan di berikan bukan atas dasar pemenuhan hak dasar atas kesehatan. Akan tetapi dominasi dunia bisnis yang berbicara. Status sosial telah dinilai dari penampilan seseorang. Gaya perlente, kulit bersih yang bersih masih dijadikan ukuran dalam memberikan kualitas layanan. Bagaimana dengan nasib orang orang yang mengalami keadaan demikian?

Kemampuan petugas kesehatan yang minim dan superioritas telah mengabaikan kondisi Tariyah. Dengan lamanya dan keterlambatan tindakan telah mengancam jiwa gadis ini. Bilamana Bidan yang telah juga sebelumnya hanya memberikan obat yang sama dalam waktu yang lama dengan mengatakan bahwa itu hanya keputihan biasa maka sebenarnya telah terjadi malpraktek dimana gadis ini tidak pernah mendapatkan perlindungan hukum.

Tehnologi kedokteran di bidang pengobatan pada gangguan kejiwaan belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat luas. Dunia klenik ataupun jampi jampi "orang pinter " masih kuat dipercaya sebagai pengobatan yang paling ampuh untuk kasus kasus seperti ini. Keluarga Tariyah telah banyak mengeluarkan biaya untuk mengobati dan mendapat kesembuhan dari kepercayaan ini. Terbukti pula bahwa kasus "Ponari" yang sempat mewarnai dunia media kita. Sementara ini pemerintah seakan tidak peduli dengan keadaan tersebut.

Masih banyak kasus kasus Tarsiyah lainnya yang keadaannya tidak pernah terpedulikan oleh Negara. Seperti cerita cerita lapangan yang menyebutkan nasib perempuan perempuan ini dilecehkan secara seksual, seperti dimandikan dan kemudia diperkosa ramai ramai dalam perilaku " tatasan". Belum lagi bentuk kekerasan lainnya seperti dilempar batu, diejek dan di usir dari kehidupan bermasyarakat. Mereka bahkan rentan terhadap segala macam penyakit termasuk HIV/AIDS, dan kehamilan yang tidak diinginkan. Layanan kesehatan dan lembaga sosial belum pula memberikan mereka ruang dan martabat sehingga mereka dilayakkan sama dengan masyarakat lainnya. Negara seakan menutup mata pada fenomena semacam ini.

Hari perempuan Internasional masih menjadi peringatan seremonial semata, manakala kasus kasus Tariyah dan perempuan lainnya hanya terlewatkan dan menjadi bagian cerita belaka. Dongeng tentang kisah yang mengenaskan. Tatkala nasib manusia seperti Tariyah dianggap sebagai binatang yang menjijikkan. Perempuan yang ada masih dipilah pilah pada tatanan perempuan dunia normatif.

Kini dunia sudah lebih maju, sudah saatnya untuk membuka pikiran dan wawasan dari fenomena yang ada disekitar kita. Berikan suara dan uluran tangan bersama untuk memperjuangkan martabat mereka yang telah lama terabaikan.

tiada kata terlambat untuk mengulurkan tangan pertolongan pada saudara saudara kita ini...





Tidak ada komentar: