Subscribe

Senin, Maret 23, 2009

Sopir dan dompet

Sabtu malam kira kira jam 22.00 wib, saya tiba di kota kendal, tepatnya Sukorejo, kota kecil yang menghubungkan kota Weleri dan Parakan Temanggung, tempat dimana kakakku tinggal. Sehabis dirawat di RS.Bethesda kemarin, saya disuruh untuk tinggal beberapa hari di rumah kakak perempuanku ini. Alasannya supaya saya bisa benar benar istirahat hingga fit, dan tidak terganggu dengan aktivitas kerja apalagi keluyuran....

Perhatian kakak perempuanku ini memang luar biasa, sewaktu saya operasipun dia menunggui hingga semuanya kelar. Tak sedikit semangat yang terlontarkan olehnya karena memang saya adalah adiknya yang paling dimanjanya. Tersenyum saya saat mengingatnya, karena bermanja seperti masa kanak kanak mempunyai keindahaannya sendiri. Jikalau ini hanyalah mimpi, ingin rasanya saya tetap terpejam dan tak terbangun dari benaman sayang seorang kakak yang menghanyutkan penuh peduli.

Perjalanan ke Sukorejo kali ini saya tempuh dengan jasa layanan travel Ramasakti. yang berkantor di Jl.Diponegoro, Yogyakarta, atau sebelah barat tugu Jogja. Awalnya kakak menyarankan saya menggunakan jasa taksi saja, dengan alasan bahwa biasanya pada hari hari weekend jasa layanan tersebut penuh, selain itu juga bahwa menggunakan taksi pastilah lebih nyaman. Tetapi saya berpikir bahwa lebih hemat meggunakan jasa travel dari pada taksi yang jauh lebih mahal. Coba saja bandingkan jika membeli tiket travel paling paling hanya mengeluarkan kocek Rp.50.000 , tetapi jikalau menggunakan jasa taksi paling minim saya harus bayar Rp.460.000 , untuk tujuan Jogja - sukorejo. Harga ini terlalu banyak , walaupun kakakku sendiri yang membayar semuanya, saya hanya berpikir hemat saja sich...

Travel berangkat jam 18.00 dari jam 17.00 yang dijadwalkan. Kadang kesel juga sich, dengan molornya waktu tadi. Kekesalan bertambah saat teryata si driver yang namanya pak.Wasono minta ijin untuk mampir kerumahnya, di daerah dekso kalibawang,sebelah barat Godean. bagaimana tidak kesal , karena sejak sebelum berangkat saya sudah telpon kantor , dan menanyakan apakah saya bisa dijemput didaerah Godean , walau dengan tambah ongkospun tidak jadi soal. Akan tetapi pihak kantor mengatakan tidak bisa, sehingga saya calling taksi untuk mengantarkan ke agen travel ini sekalipun jaraknya kurang lebih 12 kilometer dari Godean.
Grubyak ...permintaaan Si wasono tadi saya ijinkan walaupun dengan kesal...

Berjalan merambat, kedaerah yang bukan reute travel Jogja pekalongan. mampir kerumah wasono si driver untuk mengambil bebebrpa lembar pakaian ganti. Cuaca seharian hujan, semakin membuat lamban perjalanan. saat itu jalanan sangat gelap dan diperparah kondisi kendaraan yang tidak satndart lagi. Pintu kanan di tahan dengan tali plastik rafia supaya tidak buka sendiri. Lampu depan sudah tidak terang lgi alias burem. AC yang mati membuat driver berdoble job untuk mengelap kaca depan , seperti weepear. wah pokoke hancurlah.....

Lama terasa perjalanan kemaren, biasanya jarak Jogja Sukorejo bisa saya temapuh hanya dengan waktu 2,5 jam dengan menggunakan roda dua alias sepeda motor. Akan tetapi dengan travel ini terasa hanya merambat dengan memikul beban sabar. Saya tidak berani komplain dengan driver saat itu, karena relasi kuasa dan keselamatan ada di tangan dia. Semua coba saya pahami karena sebelum berangkat, si driver mengeluh bahwa dia capek dan belum istirahat. Tampak sekali guratan kelelahannya, dengan mata menahan berat karena kantuk.

Saya coba menikmati perjalanan seperti biasa, akan tetapi perasaan ini telah dilingkupi oleh rasa kecewa, jadi susah. Pemandangan jendela luar tidak tampak, terhalang oleh kaca film yang tebal dan buram. Hingga akhirnya saya beristirahat di kota Parakan, warung eny dimana travel tadi melepas lelah sejenak. Sambil melepas penat akibat perjalanan yang lelot lamban tadi saya mencoba semangkok soto dan teh panas sebagai penghangat. Lumayan, badan bisa lebih fit, beberapa lembar uang dibayarkan ke warung dan kemudian saya kembali melanjutkan dengan si travel putih, rama sakti.

Melihat pak driver dari kaca spion , saya lebih agak tenang karena cahaya redupnya mulai terang kembali sesaat setelah segelas kopi menghangatkannya. Kurang lebih pukul 22.30 wib, saya sampai tujuan dengan kakak yang telah dari tadi menungguiku, bahkan selama perjalanan selalu sms menanyakan saya samapi dimana, huih seperti saya ne anak kecil yang baru sekali berpergian jauh dan sendirian....geleng geleng saya, bila mengingatnya.

Karena tiba di Sukorejo sudah sangat malam, maka tanpa babibu saya menyelonggorkan badan dikarpet depan TV kakak, dan kemudian melemaskan semua sendi yang kaku karena perjalanan jauh tadi. Minum keluar dibuatkan mbak yem ( pekerja rumah tangga ) , kemudia makan malam yang memang telah disiapkan dari sebelum saya sampai disitu. ada sesuatu terjadi malam itu, yang mengganjal tanpa pernah saya tahu apa penyebabnya.

Terdorong keinginan saya untuk akses internet, dengan kondisi laptop yang sedang trouble dengan PC Suiteya, maka dompetlah yang kemudian saya cari... Bongkar sana sini tidak juga ketemu, bertanya pada kakak juga tidak tahu. semua orang dirumah itu saya tanyain juga jawabanya sama tidak tahu....tambah dongkol campur jengkel, tidak karuan..

Dompet itu berisi beberapa lembar uang pecahan. STNK mobil dan motor, KTP, SIM, Kartu debet, Kartu kredit dan bahkan semua buku tabungan nyantol didalam dompet saya yang panjang dan lebar itu. Bergeretak rasa kesal didalam benak dan otak. Sempat juga curiga ma kakak, mungkin saja dia sengaja ngerjain supaya saya bingung seperti biasanya "gojekannya" padaku. Apalagi kakak hanya menjawab dengan tenangnya," wis wis besok pagi juga balik, tenang aja wis, sana tidur aja gak usah dipikir banget banget...."
Saya rebahkan badan ini ketempat tidur , akan tetapi mimpi indah itupun tak segera bersambut..hingga akhirnyapun pagi...

Pagi pagi sekali sya sudah terjaga dari tidur yang tak nyenyak. Segera keluar kamar dan membuka pintu depan untuk segera menengok ke jalan. Saya curiga dan sedikit berharap bisa menemukan dompet yang hilang semalam di jalan depan rumah saat saya turun dari travel.
Hasil nihil, dengan sedikit kuatir, jangan jangan jika memang jatuh di jalan ini ,tentunya sudah keduluan diambil orang? Harapanku sedikit ku rubah untuk menenangkan hati, moga moga aja itu dompet jatuh di dalam travel dan sisopir berbaik hati untuk mengembalikannya...

Waktu berjalan, saya ambil handphone dan segera memencet tombol 108. Informasi yang kudapat adalah nomor rama sakti pekalongan dan jogja. Segera waktu itu saya hubungi kedua kantor tersebut. Jawaban dari kantor Jogja memberikan harapan yang lebih baik. Saya mendapatkan nomor si Wasono, sang driver. Buru buru nomor bang driver saya pencet. Jawaban muncul., " maaf telfon yang anda hubungi sedang tidak aktif ".
Mungkin sedang tidur, karena kecapekan, makanya handphone di matiiin, pikir saya. Mengulur sabar berharap segera bisa menghubungi sang sopir.

Berkali kali saya coba tetap tidak bisa terhubung. Coba telpon kantor lagi dan titip pesan pada mbak operator. Tinggalin SMS buat si sopir juga. Pokoknya segala upaya di lakukan agar segera bisa mendapat kepastian dompet yang hilang tadi.
Kira kira pukul 12.00 siang, saat saya nongkrong depan rumah kakak, terlihat travel warna putih parkir di depan rumah. Ramasakti tulisan yang menempel pada mobil tersebut. sontak saja sambil berdebar berharap bahwa ini si sopir yang bakalan balikin ataupun kasih kabar tentang dompet hilang. Si Wasono keluar mobil putih itu dan membawa benda kotak, panjang berwarna hitam persis seperti dompet saya. " Mas ini dompetnya, tadi saat bersih bersih saya menemukannya di bawah kursi", jelas Sopir. "tolong di chek dulu ", Sambil menyerahkan dompet.

Luar biasanya leganya saat itu, semua lengkap, tidak ada yang kurang. Tidak terbayang sama sekali dompet tadi bisa kembali. sambil berteriak teriak gak jelas, "WOOOOO DOMMPETNYA Ktemuuuuuuuuuu......." berulang ulang aking senangnya........
Si sopir senang melihat kegirangan saya, terima kasih terima kasih terima kasih.........Dengan mengambil beberapa lembar uang kertas segera ku slipkan dikantong pak Wasono, .....Entah tidak tahu lagi saya bagaimana megucapkan terima kasihnya.
bagi saya , its amazing.....................................................

Akhirnya, pak Wasono, sopir yang jujur tadi pergi melanjutkan pekerjaaannya. Lambaian tangan dan anggukanku memberikan hormat atas kejujuran yang mungkin sudah jarang ditemukan pada jaman ini.


Tidak ada komentar: