Subscribe

Sabtu, Oktober 04, 2008

Tragedi Kemanusiaan dan Pemanasan Global


Melihat tayangan” Kick Andy”, di Metro tv, jumat 03 Oktober malam,mataku berkaca kaca. Entah kenapa mataku terpacang memandang satu channel ini.
Jika kemaren aku sakit, temperaturku naik, Wow ampe 39 derajat Celsius, Ni bumi yang sakit. Rekahan gunung es yang mencair di kutub seluas Jakarta Bogor ditayangkan dalam rekaman video oleh Metrotv. Retakan retakan tanah yang kering, sawah sawah yang mulai tidak produktif karena tidak ada air, menjadi pemandangan yang membuat miris dihati.
Sebaliknya banjir terjadi beberapa daerah lain, badai semakin sering terjadi, penyakit akibat radiasi bermunculan dan ancaman terbesar adalah akan banyak desa desa di wilayah pantai akan tenggelam karena naiknya permukaan laut, ungkap Amanda katili, aktivis lingkungan hidup.

Waekokak desa kecil di NTT mengalami kekeringan dasyat. Warganya harus berjalan puluhan kilometer untuk mendapatkan air. Puluhan hektar sawah kering, tanahnya retak retak. Gagal tanam adalah nyanyian keseharian. Kemiskinan adalah baju hidup yang harus disandang. Kebutuhan yang paling penting di sana adalah air, ungkap Glen fredlly.

Glenn musisi yang berkomitmen dalam gerakan melawan global warming ini, tergabung bersama musisi lainnya mendirikan Green Music Foundation. Kampanye dilakukan untuk mengundang setiap individu untuk berperan aktif untuk mengurangi pemanasan global.
Giring misalnya, vokalis group band Nidji ini rela menunda untuk membeli mobil, dan menggantinya dengan sepeda “onthel” hanya karena terlalu nyesak liat banyakknya mobil di kota Jakarta. Untuk ngapel aja doi pake sepeda katanya.

Terinspirasi dari seorang Saekan, bapak 57 th, yang membangun penghijauan di desanya, dibawah kaki gunung wilis. Desa yang tadinya tandus dan kering, sulit mendapatkan air di tahun1970. “Jangankan mandi untuk kebutuhan minum saja sulit, “ cerita bapak ini. Tetapi sekarang wajah desa itu berubah, bukan saja sumber air yang mudah, akan tetapi lebih ijo royo royo, hasil jerih payah pak Saekan beserta teman temannya. Kopi, cengkeh, kelapa , manggis dan duren ibarat gaji para pejabat yang rutin, ungkap penerima Kalpataru 2008 ini.

Space tayangan Kick Andy, yang memberi ruang kampanye buat siapapun, memberi pembelajaran bagi media kita untuk melakukan perubahan sosial. Wujud kongkritnya adalah dengan menyentuh setiap individu yang menonton untuk tergerak melakukan peran aktifnya. Pemerintah juga seharusnya mulai dengan kebijakannya dalam sebuah koordinasi yang saling sinergis, bukan hanya berpikir tentang departemennya sendiri sendiri.

Andai aja sinergitas masyarakat, organisasi/lembaga dan pemerintah itu terwujud, dalam mengatasi global warming. Hal ini bukan saja akan mengembalikan Indonesia sebagai paru paru dunia dengan wilayah hutan terluasnya, akan tetapi menjadi pemimpin bagi penyelamatan bumi yang sedang sakit ini.
Mulailah dari diri kita masing masing......

Tidak ada komentar: